Dahulu, industri sepatu tidak pernah menyediakan sepatu khusus untuk olahraga. Hanya ada perusahaan yang menyediakan sepatu yang solnya terbuat dari karet. Akhirnya seiring berjalannya waktu, ada sebuah perusahaan yang memiliki ide kreatif untuk mencampur sepatu yang berbahan dasar karet dengan kanvas. Dan akhirnya sepatu itu disebut sneakers. Kemudian pada suatu hari, ada seorang pemain basket yang menggunakan converse sebagai sepatu untuk dia bertanding di arena basket. Pemain basket ini kemudian mempromosikan sepatu berjenis ini ke hampir semua pemain basket, anak-anak remaja, hingga cultural rebels. Percaya atau tidak, dia telah menjual di lebih dari 700 juta sepatu converse dalam waktu 50 tahun. Dulunya, sneakers menjadi lambang dari rebellion (jiwa pemberontak), para rock&roll, dan sepatu favorit para remaja saat ini. Hampir semua pelajar memakai sepatu jenis sneakers karena selain modis, harga sepatu ini bersahabat dengan dompet. Oleh karena itu, converse sekarang menjadi sepatu yang paling dicari oleh para remaja.
Brand Equity
Brand Loyality (Loyalitas Merk)
Pada era modern seperti sekarang ini, banyak perusahaan yang menyediakan sepatu dengan kualitas sama seperti converse. Bentuknya pun tak jauh berbeda, ini hanya soal merk. Tapi kebanyakan anak muda yang perekonomiannya termasuk cukup, mereka lebih memilih untuk membeli Converse dibandingkan dengan produk lainnya yang sejenis, padahal dari segi harga, Converse tidak bisa terhitung murah tapi juga tidak terhitung terlalu mahal. Anak muda biasanya lebih memilih Converse dikarenakan menurut mereka, dengan menggunakan Converse, mereka akan lebih merasa bangga dalam menggunakannya dan mereka dapat mengekspresikan siapa dirinya. Brand loyalty tidak dapat dibangun hanya dengan mengandalkan iklan atau menambahkan kualitas, tapi Converse harus bisa menempatkan diri di tempat terbaik di benak konsumen dan dapat menciptakan total experience terhadap calon konsumennya.
Name Awareness (Kesan Nama)
Nama Converse diambil dari nama pendiri Converse itu sendiri, yaitu Marquis M. Converse.
Perceived Quality (Kesan Kualitas)
Meskipun harganya mahal, namun Converse adalah sepatu yang sudah terbukti keawetannya. Sewaktu saya SMA, sepatu sekolah saya tidak pernah ganti. Selama 3 tahun sepatu yang saya gunakan adalah Converse dan itu benar-benar awet, padahal sepatu itu saya gunakan setiap hari full dari hari Senin sampai Jumat. Bahkan jika sekarang (masa kuliah) saya ingin menggunakan sepatu itu lagi, saya bisa saja menggunakannya saat kuliah, karena sepatu itu belum rusak dan masih pantas untuk digunakan. Oleh karena itu, Converse telah menunjukan kualitasnya dengan harganya yang agak sedikit lebih mahal dibandingkan dengan sepatu sejenisnya. Apalagi modelnya yang bersahabat dengan anak muda, memiliki bermacam-macam warna, dan nyaman untuk digunakan. Ini membuat banyak anak muda percaya dengan kualitas Converse.
Brand Associations (Assosiasi Merk)
Converse memiliki salah satu tagline yang berbunyi, "It's Converse For Comfort!". Hal ini bukan hanya bualan semata, karena hal ini juga dapat dibuktikan dengan sepatu Converse yang memang nyaman digunakan saat kita memakainya. Dan juga model Converse yang 'anak muda banget' juga dapat disesuaikan dengan segala situasi, baik untuk olahraga, trend, sekolah, maupun rock and roll ataupun hip hop.
Daftar Pustaka
http://ungumelulu.blogspot.com/2011/04/membangun-brand-equity-dari-dimensi.html
http://archive.kaskus.us/thread/2515763